👯 Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq

Antara"Billahi Taufiq" dan "Wallahul Muwafiq", siapakah kreatornya? Antara "Billahi Taufiq" dan "Wallahul Muwafiq", siapakah kreatornya? Oleh: Ust.
Kita mengenal salam penutup khas warga Ma’arif NU adalah “wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq”. Namun tahukah, bahwa kalimat “wabillahi taufiq wal hidayah” pun konon salam khas Nahdliyin. Dalam gusmus dot net disebutkan, saat itu berlangsung acara peringatan hari lahir Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII ke-46. Sejumlah tokoh nasional, Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis 20/4/2006. Gus Dur memberikan sambutan di acara tersebut dengan menegaskan tentang komitmen keindonesiaan dan kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan Islam ala Indonesia. Setelah berbicara panjang lebar, dia bermaksud menutup pidatonya, tapi tiba-tiba dia diam sejenak…. “Saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU” jelas cucu pendiri NU ini. “Dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup dan Nahdliyiin wajib mengikuti. Tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya.” ungkap mantan Ketua PBNU ini. Rupanya ini jawaban dari pertanyaan yang selalu mengganjal di pikiran penulis atas salam penutup yang selalu diungkapkan seorang Kiai kharismatik asal Majalengka dengan kalimat “wabillahil hidayah wat taufiq” hehe.. maaf, cuma berkelakar Kita lanjutkan saja cerita Gus Dur. Menurutnya, setelah itu para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. Muncul ide agar di ganti dengan “Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq” dari seorang Kiai kharismatik KH Ahmad asal Magelang. Lalu dipakailah hingga kini. “Jadi Golkar minjem “wabillahi taufiq wal hidayah” dari NU dan belum dikembalikan hingga saat ini,” kata Gus Dur yang diiringi gelak tawa hadirin, termasuk Slamet Effendi Yusuf yang hadir saat itu. “Untuk itu saya akhiri dengan wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq,” ungkap Gus Dur menyudahi.
.